HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN TINGGI KALORI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA (Studi Observasional pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2024)

Gizi lebih merupakan kondisi terdapat penimbunan lemak yang berlebih di dalam
tubuh akibat ketidakseimbangan asupan dan kebutuhan. Ketidakseimbangan energi
di dalam tubuh terjadi karena berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya
konsumsi makanan tinggi kalori. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan kebiasaan konsumsi makanan tinggi kalori dan aktivitas fisik dengan
kejadian gizi lebih pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode observasional
dengan desain penelitian case-control. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 128
responden (64 kasus dan 64 kontrol). Sampel kasus diambil dengan menggunakan
teknik total sampling, sedangkan sampel kontrol diambil menggunakan teknik
matching 1:1 dan simple random sampling. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu kuesioner penyaring, angket karakteristik responden,
kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ), dan kuesioner Recall Aktivitas
Fisik (PAL). Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dan Odds Ratio (OR).
Hasil penelitian hubungan kebiasaan makanan tinggi kalori dengan kejadian gizi
lebih didapatkan p-value 0,002; OR 3,286 dan hubungan aktivitas fisik dengan
kejadian gizi lebih didapatkan p-value 0,001; OR 3,802. Kesimpulan penelitian ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi
makanan tinggi kalori dan aktivitas fisik dengan kejadian gizi lebih pada siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2024. Remaja
diharapkan dapat membatasi frekuensi dalam mengonsumsi makanan tinggi kalori,
meningkatkan aktivitas fisik untuk membantu menjaga berat badan agar tetap
optimal.
Kata kunci: Aktivitas fisik, gizi lebih, kebiasaan makan tinggi kalori, remaja