UJI PENGHAMBATANTrichoderma asperellum TERHADAP PATOGEN LAYUFUSARIUMTANAMANKELOR(Moringaoleifera Lamk.) SECARAINVITRO

Penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh Fusarium sp. merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya kelor (Moringa oleifera Lamk.), karena dapat menyebabkan penurunan produktivitas tanaman secara signifikan. Salah satu alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan fungisida sintetis adalah penggunaan agen hayati Trichoderma asperellum, yang dikenal memiliki sifat antagonis terhadap berbagai patogen tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan antagonis T. asperellum dalam menghambat pertumbuhan Fusarium sp. secara in vitro menggunakan metode dual culture pada media Potato Dextrose Agar (PDA). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial dengan enam perlakuan, terdiri dari tiga kontrol dan tiga perlakuan uji antagonis (T. asperellum vs. Fusarium sp. isolat AK1, AK2, dan AK3), masing-masing dengan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase daya hambat tertinggi terjadi pada perlakuan dengan kode AK1 sebesar 70,32% pada 2 hari setelah inokulasi (HSI). Selain itu, T. asperellum menunjukkan mekanisme penghambatan melalui kompetisi ruang dan nutrisi, antibiosis, serta mikoparasitisme, yang menyebabkan pertumbuhan Fusarium sp. menjadi lebih lambat. Hal ini mengindikasikan adanya tingkat kompetisi yang berbeda diantara isolat Fusarium sp. yang diuji dan T. asperellum mampu menghambat pertumbuhan Fusarium sp.

Kata kunci: Fusarium sp., in vitro, kelor, Trichoderma asperellum, uji antagonis.