PERKEMBANGAN VOETBALBOND INDONESISCHE JACATRA SEBAGAI MEDIA PERGERAKAN KAUM BUMIPUTERA TAHUN 1928-1942

Sepak bola pada masa Hindia Belanda yang awalnya eksklusif bagi Eropa, perlahan mulai dapat diakses Bumiputera berkat politik etis, terutama melalui pendidikan. Keika ruang politik terbatas, kaum pergerakan nasional menjadikan sepak bola sebagai strategi perjuangan non-fisik. Dalam konteks ini, bond sepak bola bercorak kebangsaan mulai muncul sebagai bentuk perlawanan, salah satunya Voetbalbond Indonesische Jacatra. VIJ tidak hanya menjadi wadah pemersatu klub-klub Bumiputera di Batavia, tetapi juga tampil sebagai media pergerakan yang menjadi simbol perlawanan, dan sarana perjuangan kemerdekaan melalui sepak bola. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang lahirnya VIJ, perkembangannya sebagai bond sepak bola Bumiputera, serta sebagai media pergerakan Bumiputera. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup pemilihan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) latar belakang lahirnya VIJ didasari oleh diskriminasi yang membatasi akses klub Bumiputera terhadap kompetisi dan lapangan pertandingan, (2) perkembangannya sebagai bond terlihat dari upaya memperluas keanggotaan, menyelenggarakan kompetisi internal, menjalin kerja sama dengan bond Bumiputera lain yang berujung pada pembentukan PSSI, berprestasi di kompetisi PSSI, serta berpartisipasi dalam kompetisi internasional dan lintas golongan, dan (3) sebagai media pergerakan, Voetbalbond Indonesische Jacatra menggunakan nama "Indonesische Jacatra" dan warna merah putih sebagai simbol perlawanan. Kaum pergerakan memanfaatkan Voetbalbond Indonesische Jacatra sebagai alat perjuangan. Kompetisi internal yang diselenggarakan menumbuhkan semangat nasionalisme, dan para pemainnya merepresentasikan kekuatan Bumiputera.

Kata Kunci: Sepak Bola, Voetbalbond Indonesische Jacatra, Pergerakan Bumiputera