ANALISIS VEGETASI GULMA DI LAHAN SAWAH DENGAN SISTEM PENGAIRAN IRIGASI TEKNIS DAN NON TEKNIS DI KECAMATAN BUNGURSARI KOTA TASIKMALAYA

Dalam kurun waktu antara tahun 2021 hingga 2024, produktivitas padi mengalami penurunan dari 62,92 ton per hektar menjadi 62,55 ton per hektar. Salah satu faktor pembatas dalam budidaya padi adalah keberadaan gulma, yang bersaing dalam penyerapan unsur hara, cahaya, dan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman vegetasi gulma pada lahan sawah dengan sistem pengairan irigasi teknis dan non-teknis di Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Perbedaan sistem irigasi diduga memengaruhi komposisi dan dominansi gulma yang tumbuh di lahan sawah. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan analisis vegetasi menggunakan pendekatan kuadrat acak pada dua kelurahan: Sukalaksana (irigasi teknis) dan Sukajaya (irigasi non teknis). Parameter yang diamati meliputi jenis gulma, jumlah individu, kerapatan, frekuensi, dominansi, nilai penting, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H'), dan koefisien komunitas. Hasil menunjukkan bahwa terdapat 23 spesies gulma dari tiga gulma utama: berdaun lebar, rerumputan dan teki-tekian. Irigasi teknis memiliki keanekaragaman gulma lebih tinggi (H'=2,34) dibandingkan irigasi non-teknis (H'=1,97). Spesies dominan di irigasi teknis adalah Bonnaya antipoda, sedangkan di irigasi non teknis adalah Pistia stratiotes. Koefisien komunitas sebesar 33,92% menunjukkan perbedaan komposisi gulma antara kedua sistem irigasi. Sistem irigasi berpengaruh terhadap struktur komunitas gulma, sehingga pengendalian gulma pada lahan irigasi teknis disarankan dilakukan secara intensif dengan metode pengendalian terpadu, sedangkan pada irigasi non teknis difokuskan secara mekanis.

Kata kunci : Analisis vegetasi, gulma, lahan sawah, sistem irigasi