AZIS, ABDUL (2022) PERANAN SULTAN SYARIF HAMID II SEBAGAI KETUA BIJEENKOMST VOOR FEDERAL OVERLEG (BFO) DALAM PEMBENMTUKAN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (RIS) TAHUN 1948-1949. Sarjana thesis, Universitas Siliwangi.
Text
1. COVER.pdf Download (79kB) |
|
Text
2. LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (143kB) |
|
Text
3. LEMBAR PENGUJI.pdf Download (221kB) |
|
Text
4. LEMBAR PERNYATAAN.pdf Download (243kB) |
|
Text
5. ABSTRAK, ABSTRACT.pdf Download (942kB) |
|
Text
6. KATA PENGANTAR, UCAPAN TERIMAKASIH, DAFTAR ISI, DAFTAR GAMBAR.pdf Download (877kB) |
|
Text
7. BAB 1.pdf Download (8MB) |
|
Text
8. BAB 2.pdf Download (2MB) |
|
Text
9. BAB 3.pdf Download (8MB) |
|
Text
10. BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
|
Text
11. BAB 5.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
Text
12. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (601kB) |
Abstract
ABSTRAK ABDUL AZIS, 2022. PERANAN SULTAN SYARIF HAMID II SEBAGAI KETUA BIJEENKOMST VOOR FEDERALE OVERLEG (BFO) DALAM PEMBENTUKAN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT TAHUN 1948-1949 Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi. Syarif Hamid Algadrie merupakan putra sulung dari Kesultanan Qadriyah Pontianak. Lahir pada tanggal 12 juli 1913. Beliau merupakan ketua dari badan permusyawaratan federal yang disebut dengan nama Bijeenkomst Federle Overleg (BFO). Tujuannya untuk membentuk pemerintahan Federal sementara sesuai dengan isi dari perjanjian Linggajati untuk secepatnya menerima kedaulatan dari pemerintahan Belanda tanpa keikutsertaan RI. Sultan Hamid merupakan federalis sejati. Maka usaha yang bertentangan dengan federalis ia tolak. Namun dalam usaha untuk mencapai kemerdekaan terdapat dua kubu yang saling bertentangan yakni Sultan Hamid yang mengikuti rencana Belanda da Anag Agung yang mengajak Republik bergabung. Sultan Hamid menganggap bahwa melakukan perlawanan dengan Belanda merupakan hal yang sia-sia Maka merdeka dengan Republik atau tidak harus segera dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda. Tujuan penulisan skripsi ini, untuk mengetahui peranan yang dilakukan Sultan Hamid II sebagai ketua Bijeenkomst Federale Overleg dalam pembentukan Republik Indonesia Serikat tahun 1948-1949. Ada empat tahap penulisan, heuristik, kritik sumber, Interpretasi dan historigrafi. Hasil penelitian ini memandang bahwa sebagai pemimpin BFO. Pada awalnya Sultan Hamid merupakan orang yang dipercaya pemerintah Belanda untuk memastikan Pemerintahan federal sementara untuk segera terwujud. Namun dalam situasi yang tidak menentu Sultan Hamid tidak mengikuti rencana Belanda, namun Sultan Hamid mengikuti rencana sendiri dengan melakukan pendirian terhadap Resolusi 3 Maret 1949. Usaha yang dilakukan Sultan Hamid ketika itu merestui untuk mengundang perwakilan RI untuk bertukar pikiran sebelum keberangkatan ke Konferensi Meja Bundar. Lalu Ikutserta hadir sebagai ketua delegasi BFO di Konferensi Meja Bundar yang didalamnya menyetujui hasil dari pada KMB tersebut. Pada awalnya Sultan Hamid tidak selalu sepakat dengan Republik, namun pada akhirnya Sultan Hamid ikut membantu RI memperoleh pengakuan kedaulatan bagi Indonesia dan juga bahwa posisi RI tidak akan pernah berubah dalam pandangan Bangsa Indonesia. Namun apa yang dilakukan atas pendiriannya berhasil berperan dalam mendirikan Republik Indonesia Serikat Kata Kunci : Sultan Hamid II, Bijeenkomst Federale Overleg, RIS
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Subjects: | L Education > LA History of education |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Lelis Masridah |
Date Deposited: | 16 Feb 2023 04:24 |
Last Modified: | 16 Feb 2023 04:24 |
URI: | http://repositori.unsil.ac.id/id/eprint/8646 |
Actions (login required)
View Item |