ANALISIS KOORDINASI RECLOSER DAN OVERCURRENT RELAY UNTUK GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PENYULANG GRANIT GARDU INDUK SERPONG UP3 DEPOK

Arganesta, Naufal (2022) ANALISIS KOORDINASI RECLOSER DAN OVERCURRENT RELAY UNTUK GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PENYULANG GRANIT GARDU INDUK SERPONG UP3 DEPOK. Sarjana thesis, Universitas Siliwangi.

[img] Text
Cover.pdf

Download (107kB)
[img] Text
Pernyataan Orisinalitas_2.pdf

Download (307kB)
[img] Text
Abstrak.pdf

Download (213kB)
[img] Text
Kata Pengantar.pdf

Download (84kB)
[img] Text
Daftar isi + gambar + tabel.pdf

Download (308kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (105kB)
[img] Text
BAB 2.pdf

Download (240kB)
[img] Text
BAB 3.pdf

Download (228kB)
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (592kB)
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (184kB)

Abstract

ABSTRAK Nama : Naufal Arganesta Program Studi : Teknik elektro Judul : Analisis Koordinasi Recloser dan Over Current Relay Untuk Gangguan Hubung Singkat Pada Penyulang Granit Gardu Induk Serpong UP3 Depok Pada jaringan distribusi diperoleh data bahwa 70% sampai 80% gangguan bersifat sementara yaitu gangguan yang dapat dihilangkan atau diperbaiki setelah bagian yang terganggu tersebut diisolir dengan bekerjanya pemutus daya. Gangguan hubung singkat bisa menyebabkan terjadinya arus lebih (Over Current) dan dapat menyebabkan hentakan pada peralatan seperti trafo distribusi. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan proteksi pada sistem distribusi. Tujuan dari proses koordinasi adalah untuk menemukan waktu fungsi elemen yang memungkinkan untuk beroperasi menggunakan konstan back-up waktu tunda, untuk arus gangguan. Koordinasi dalam sistem proteksi diperlukan beberapa rele diantaranya recloser dan rele arus lebih (OCR). Penelitian ini membahas analisa setelan rele arus lebih dan recloser akibat gangguan hubung singkat pada dua fasa dan tiga fasa pada penyulang Granit gardu induk Serpong UP3 Depok serta membandingkan setelan antara hasil di lapangan dengan hasil perhitungan. Dari hasil perhitungan didapatkan arus gangguan terbesar terjadi akibat gangguan tiga fasa sebesar 2792,066 A dengan jarak penyulang 0 kilometer, sedangkan gangguan terkecil terjadi akibat gangguan satu fasa ke tanah pada jarak penyulang 36,52 kilometer sebesar 1215,890 A. Nilai setelan TMS ditentukan berdasarkan standar IEC 60255, dimana batas standar TMS 0,1 – 1. Hasil setelan pada perhitungan untuk rele arus lebih yaitu IP = 315 A, TMS = 0,229, dan t = 0,710 s, sedangkan data lapangan mempunyai nilai IP = 400 A, TMS = 0,5 dan t = 0,6. Hasil setelan pada perhitungan untuk recloser yaitu IP = 108,045, TMS = 0,143 dan t = 0,298 s, sedangkan data lapangan mempunyai nilai IP = 250 A, TMS = 0,5 dan t = 0,2 s. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa hasil lapangan tidak mempunyai waktu kooedinasi yang jelas karena tidak adanya delay antar rele arus lebih dan recloser. Hasil perhitungan juga memiliki kepekaan yang lebih baik terhadap arus gangguan. Untuk TMS keduanya menunjukan masih dalam batas standar yang ditentukan. Kata kunci : Proteksi, koordinasi, distribusi, recloser, rele arus lebih

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Elektro
Depositing User: Lelis Masridah
Date Deposited: 09 Feb 2023 03:48
Last Modified: 09 Feb 2023 03:48
URI: http://repositori.unsil.ac.id/id/eprint/8459

Actions (login required)

View Item View Item