ANALISIS ETIKA POLITIK DAN GAYA KEPEMIMPINAN KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERIODE 2019-2024

NUGRAHA, ERVAN FERIZAL (2021) ANALISIS ETIKA POLITIK DAN GAYA KEPEMIMPINAN KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERIODE 2019-2024. Sarjana thesis, Universitas Siliwangi.

	Text 01. COVER.pdf Download (36kB)
	Text 02. LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (198kB)
	Text 04. ABSTRAK.pdf Download (92kB)
	Text 05. BAB I [PENDAHULUAN].pdf Download (282kB)
	Text 06. BAB II [TINJAUAN PUSTAKA].pdf Download (389kB)
	Text 07. BAB III [METODOLOGI PENELITIAN].pdf Download (274kB)
	Text 08. BAB IV [HASIL DAN PEMBAHASAN].pdf Restricted to Repository staff only Download (640kB)
	Text 09. BAB V [KESIMPULAN DAN SARAN].pdf Restricted to Repository staff only Download (192kB)
	Text 10. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (182kB)

Abstract

Penelitian ini akan menjelaskan etika politik dan gaya kepemimpinan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2019-2024. Teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini diantaranya teori etika politik dan teori gaya kepemimpinan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif. Pendekatan penelitian ini menggunakan studi pustaka. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini primer dan sekunder. Untuk data primer bersumber dari media informasi seperti Kompas, CNN Indonesia, dan Tempo.co. Sedangkan data sekunder yang digunakan untuk pengumpulan data yang bersumber dari buku-buku, jurnal, makalah, undang�undang, berita online, media sosial dan sumber-sumber lainnya. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah (content analysis) analisis konten atau konten isi dari Klaus Krippendorff. Validasi data juga di perlukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan teknik kredibilitas. Hasil analisis penelitian ini menjelaskan etika politik dan gaya kepemimpinan Ketua DPR RI periode 2019-2024. Bahwa etika politik yang ditunjukan Ketua DPR RI periode 2019-2024 Puan Maharani memiliki sisi positif dan negatinya, sebagaimana makna dari etika itu sendiri, yaitu baik dan buruk. Dari segi etika positifnya, dalam kapasitasnya sebagai pimpinan tertinggi DPR RI Puan Maharani telah senantiasa mengingatkan seluruh anggotanya untuk menerapkan etika politik dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat publik. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Kode Etik DPR RI, dalam pasal 1 ayat (3). Serta selaras dengan makna utilitarianisme bahwa yang dilakukan Puan Maharani memiliki manfaat yang baik bagi seluruh anggotanya. Sedangkan dari sisi etika negatifnya, dalam beberapa kesempatan Puan Maharani dinilai telah menciderai etika berpolitik. Yang pertama ketika Puan Maharani meminta masyarakat Sumatera Barat untuk mendukung Negara Pancasila dan yang kedua mematikan mikrofon kader Partai Demokrat Irwan Fecho pada saat sidang paripurna RUU Cipta Kerja. Hal tersebut bersebrangan dengan prinsip dasar etika politik, yaitu pluralisme (budaya dan perbedaan pendapat), solidaritas bangsa, HAM, dan moralitas. Terdapat gaya kepemimpinan Pseudo-Demoratis yang melekat pada pimpinan tertinggi DPR RI tersebut. Indikasi tersebut berasal dari insiden ketika Puan Maharani mematikan mikrofon kader Partai Demokrat Irwan Fecho dan framing diri yang dilakukannya. Hal tersebut sesuai dengan makna Pseudo�Demoratis, yakni seorang pemimpin seolah-olah demokratis, namun sebenarnya dia cenderung bersifat otokratis. Meski begitu Puan Maharani memiliki beberapa torehan prestasi yang luar biasa selama menjabat sebagai Ketua DPR RI periode 2019-2024, hal tersebut menunjukan bahwa secara pribadi Puan Maharani memiliki value atau nilai serta potensi dalam dirinya sebagai seorang pemimpin dalam perannya di dunia politik. Kata Kunci : Etika Politik, Gaya Kepemimpinan, Puan Maharani, DPR RI.

Actions (login required)

View Item