EVALUASI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L) SECARA IN SILICO, IN VITRO DAN IN VIVO

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antijamur ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera Lamk.) terhadap penyakit antraknosa pada cabai rawit
(Capsicum frutescens L.) melalui pendekatan in silico, in vitro, dan in vivo. Uji in
silico dilakukan dengan menyaring senyawa bioaktif hasil GC-MS, menganalisis
kemiripan dengan pestisida, memprediksi toksisitas, serta memodelkan interaksi
ligan-protein menggunakan molecular docking terhadap dua protein target patogen,
yaitu cutinase (PDB ID: 3DEA) dan CDC42. Hasil docking menunjukkan bahwa
senyawa 2-Cyclohexen-1-ol, 1-methyl-4-(1-methylethyl)-, cis- memiliki nilai
afinitas tertinggi dengan nilai binding afinity sebesar -5,8 kcal/mol terhadap
cutinase dan senyawa 1-Acetoxy-p-menth-3-one memiliki nilai ΔGbind sebesar -5,7 kcal/mol terhadap CDC42, serta membentuk interaksi ikatan hidrogen dan
hidrofobik yang kuat pada situs aktif protein target. Uji in vitro menggunakan
metode eksperimen RAL dengan perlakuan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%
menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor mampu menghambat pertumbuhan
Colletotrichum sp. secara signifikan, dengan daya hambat tertinggi diperoleh pada
konsentrasi 5%. Sedangkan uji in vivo dilakukan dengan metode eksperimen RAL
dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% menunjukkan bahwa konsentrasi
15% merupakan konsentrasi terbaik dalam menekan intensitas serangan dan
memperpanjang masa inkubasi penyakit antraknosa pada buah cabai rawit.
Kata kunci: Cabai rawit, Colletotrichum sp., Daun kelor, Molecular docking,