ETNIS TIONGHOA DAN DISKRIMINASI (Studi Komparatif Diskriminasi Terhadap Etnis Tionghoa Pada Rezim Orde Baru Dan Pasca Orde Baru di Kota Tasikmalaya)

FAJARIANI, RISA (2018) ETNIS TIONGHOA DAN DISKRIMINASI (Studi Komparatif Diskriminasi Terhadap Etnis Tionghoa Pada Rezim Orde Baru Dan Pasca Orde Baru di Kota Tasikmalaya). Sarjana thesis, Universitas Siliwangi.

[img] Text
1 COVER.pdf

Download (96kB)
[img] Text
3 abs.pdf

Download (87kB)
[img] Text
4 KATA PENGANTAR.pdf

Download (200kB)
[img] Text
5 DAFTAR ISI.pdf

Download (91kB)
[img] Text
6 BAB I.pdf

Download (206kB)
[img] Text
7 BAB II.pdf

Download (355kB)
[img] Text
8 BAB III.pdf

Download (105kB)
[img] Text
9 BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (621kB)
[img] Text
10 BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (89kB)
[img] Text
11 DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (292kB)

Abstract

Penelitian dengan judul Etnis Tionghoa dan Diskriminasi (Studi Komparatif Diskriminasi Terhadap Etnis Tionghoa Pada Rezim Orde Baru dan Pasca Orde Baru di Kota Tasikmalaya) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan dan perubahan diskriminasi yang dialami oleh etnis Tionghoa pada rezim orde baru dan pasca orde baru di Kota Tasikmalaya dengan menggunakan perspektif politik identitas.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian purposive sampling. Sementara itu, data yang dihasilkan melalui teknik wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Untuk menjamin validitas data digunakan triangulasi sumber. Data yang diperoleh pada saat penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis interaktif. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, kemudian dilakukan analisis data, akhirnya dalam penelitian ini menyimpulkan bahwasanya terdapat perbandingan antara diskriminasi terhadap etnis Tionghoa pada rezim orde baru dan pasca orde baru di Kota Tasikmalaya. Perbandingan tersebut meliputi Pertama aspek keagamaan pada saat orde baru agama konghuchu dan tahun baru imlek tidak diakui, pada pasca orde baru agama konghucu dan tahun baru imlek resmi diakui oleh pemerintah, Kedua aspek kebudayaan pada orde baru bahasa mandarin dan kesenian barongsai tidak diperbolehkan, pasca orde baru barongsai dan bahasa mandarin diijinkan dipakai oleh pemerintah, Ketiga aspek sosial pada orde baru pemerintah seakan mengkotakkan antara masyarakat pribumi dan Tionghoa, pada pasca orde baru masyarakat pribumi dan tionghoa bisa berbaur dengan rukun, Keempat aspek ekonomi pada pasca orde baru terjadi kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan etnis Tionghoa dimana etnis Tionghoa lebih unggul, pada pasca orde baru dapat terjalin kerjasama antara keduanya, dan Kelima aspek politik pada orde baru pemerintah mengharuskan etnis Tionghoa untuk memiliki SKBRI ketika pasca orde baru aturan tersebut dicabut dan tidak diberlakukan lagi. Untuk memperjuangkan keberadaan etnisnya etnis Tionghoa di Kota Tasikmalaya mendirikan dua organisasi yang mewadahi etnis Tionghoa, kedua organisasi tersebut ialah PTT (Perkumpulan Tionghoa Tasikmalaya) dan INTI (Ikatan Tionghoa Indonesia) hal tersebut merupakan wujud politik identitas etnis Tionghoa di Kota Tasikmalaya. Kata Kunci : Diskriminasi, Politik Identitas, Etnis Tionghoa di Indonesia.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: J Political Science > JA Political science (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Politik
Depositing User: Lelis Masridah
Date Deposited: 06 Aug 2019 03:23
Last Modified: 13 Aug 2019 07:28
URI: http://repositori.unsil.ac.id/id/eprint/168

Actions (login required)

View Item View Item